Sabtu, 10 Agustus 2013

Musuh-Musuh Allah Percaya Khilafah Akan Tegak Kembali, Bagaimana Dengan Ummat Islam?

khilafah diprediksi
Para petinggi kafir barat, atau lebih tepatnya Musuh2 Allah, Tau dan Percaya bahwa “KHILAFAH ITU AKAN TEGAK KEMBALI”…
BAGAIMANA DENGAN KITA YANG DIJANJIKAN KEMENANGAN ITU…???!!!
1. Lord Curzon, Menteri Luar Negeri Inggris, 1924.
Lord Curzon, who was the British Foreign Secretary back in 1924. After the termination of Khilafat, the secretary expressed his views, in the following words: “The point at issue is that Turkey has been destroyed and shall never rise again, because we have destroyed her spiritual power: the Caliphate and Islam.”
Lord Curzon, Menteri Luar Negeri Inggris pada tahun 1924, menyatakan pada tahun 1924, tahun keruntuhan Khilafah dengan kata-kata berikut: “Inti permasalahannya adalah bahwa Turki telah dihancurkan dan tidak akan bangkit kembali, karena kita telah menghancurkan jantung kekuatan spiritualnya: Khilafah dan Islam.”
2. Majalah The Economist Edisi Tahun 1996.
In the Economist Magazine issue of 1996, it was predicted, that in the 21st century, their will be two emerging economies, One will be that of China , and the other will be Caliphate.
Majalah the Economist edisi tahun 1996 meramalkan bahwa pada abad ke 21, akan ada dua kekuatan ekonomi raksasa yang muncul. Yang pertama adalah China dan dan yang satunya lagi adalah Kekhalifahan.
3. Henry Kissinger, Asisten Presiden AS untuk urusan Keamanan Nasional 1969-1975, di bulan November 2004 di Koran Hindustan Times.
He said: “…what we call terrorism in the United States , but which is really the uprising of radical Islam against the secular world, and against the democratic world, on behalf of re-establishing a sort of Caliphate.”
Dia mengatakan: “…apa yang dinamakan terorisme di Amerika, tapi sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia sekular, dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian kembali semacam Kekhalifahan.”
4. The National Intelligence Council (NIC), Desember 2004.
A report by of the CIA predicted that by 2020 a “New Caliphate” would have been established. This 123-page report titled “Mapping the Global Future” was aimed to prepare the next Bush administration for future challenges, and was presented to US President, members of Congress, cabinet members and key officials involved in policymaking.
Sebuah laporan dari CIA memprediksi bahwa menjelang tahun 2020 sebuah “Kekhalifahan Baru” akan didirikan. Laporan setebal 123-halaman itu bertajuk “Pemetaan Masa Depan Global” dimaksudkan untuk mempersiapkan pemerintahan Bush untuk tantangan-tantangan masa depan, dan dipresentasikan kepada Presiden Amerika, para anggota Konggres, Kabinet dan para pejabat penting yang membuat keputusan.
5. Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarke, 5 Oktober 2005.
On 5th October, 2005, British Home Secretary, Charles Clarke delivered a speech on Counter Terrorism at The Heritage Foundation (a neoconservative think tank, Washington DC ), in which he stated: “What drives these people on is ideas. And unlike the liberation movements of the post World War II era in many parts of the world, these are not in pursuit of political ideas like national independence from colonial rule, or equality for all citizens without regard for race or creed, or freedom of expression without totalitarian repression. Such ambitions are, at least in principle, negotiable and in many cases have actually been negotiated. However there can be no negotiation about the re-creation of the Caliphate; \there can be no negotiation about the imposition of Shariah law; there can be no negotiation about the suppression of equality between the sexes; there can be no negotiation about the ending of free speech. These values are fundamental to our civilization and are simply not up for negotiation.”
Pada tanggal 5 Oktober 2005, Menteri Dalam Negeri Inggris, Charles Clarke menyampaikan pidato tentang Perang Melawan Terorisme di The Heritage Foundation (sebuah pusat kajian neo konservatif di Washington DC ). Dimana dia menyatakan:
“Apa yang mendorong orang-orang itu adalah ide-ide. Dan berbeda dengan gerakan kebebasan di era pasca Perang Dunia II di banyak belahan dunia, ide-ide itu bukanlah untuk menggapai ide-ide politik seperti kemerdekaan nasional dari penjajahan, atau persamaan bagi semua penduduk tanpa membedakan suku dan keyakinan, atau kebebasan berekspresi tanpa tekanan totaliter. Ambisi-ambisi itu adalah, paling tidak secara prinsip, bisa dirundingkan dan dalam banyak hal telah dimusyawarahkan. Namun, tidak ada perundingan bagi pendirian kembali Khilafah; tidak ada perundingan bagi penerapan Hukum Syariah; dan tidak ada perundingan tentang penindasan atas persamaan antara laki-laki dan perempuan; tidak ada perundingan untuk mengakhiri kebebasan berbicara. Nilai-nilai itu adalah sangat fundamental bagi peradaban kami dan tidak dimungkinkan adanya perundingan.”
6. President George W. Bush, November 2005.
He stated that the militants were seeking to establish a “radical Islamic empire.” He further added: “The murderous ideology of the Islamic radicals is the great challenge of our new century. Like the ideology of communism, our new enemy teaches that innocent individuals can be sacrificed to serve a political vision.”
“The militants believe that controlling one country will rally the Muslim masses, enabling them to overthrow all moderate governments in the region, and establish a radical Islamic empire that spans from Spain to Indonesia.”
Dalam pidatonya di awal bulan November 2005 menyatakan bahwa kaum militant sedang berusaha untuk mendirikan sebuah “kekaisaran Islam radikal”.
Dia lalu menambahkan bahwa: “Ide membunuh dari kaum Islam radikal adalah tantangan yang besar di abad baru kita. Sama seperti ideologi komunisme, musuh kita yang baru ini mengajarkan bahwa individu yang tidak berdosa bisa dikorbankan untuk bisa menjalani visi politik.”
“Kaum militan percaya bahwa mereka dapat menyatukan kaum muslimin dengan cara menguasai Negara, sehingga dengan cara itu mereka menumbangkan semua pemerintahan moderat di wilayah dan mendirikan sebuah kekaisaran Islam yang membentang dari Spanyol hingga Indonesia.”
7. Jendral John Abizaid, Komandan Angkatan Bersenjata Amerika, 29 September 2005.
“Al Qaeda terrorists hope to drive American influence from the Middle East and install a global Muslim leader in Saudi Arabia …..If al Qaeda terrorists manage to take control of Saudi Arabia , they will try to create and expand their influence in the region and establish a caliphate.”
Abizaid said al Qaeda would subsequently move on to apply a “very narrow, strict interpretation of Shariah, Islamic law, not believed in or practiced anywhere else in the world today……. The next goal would be to expand into non-Arab Islamic countries. This would include the middle of Africa, South Asia and Southeast Asia.”
At another occasion, Gen. John Abizaid said: “We are fighting the most despicable enemy … who uses the 21st century-technology to spread their vision of a 7th-century paradise (and) try to re-create what they imagine was the pure and perfect Islamic government of the era of the prophet Muhammad.”
“Teroris Al-Qaeda berharap untuk menghilangkan pengaruh Amerika dari Timur Tengah dan mendirikan suatu pemerintahan Muslim global di Saudi Arabia…Jika teroris Al-Qaeda menguasai Saudi Arabia, mereka akan mencoba mendirikan dan memperluas pengaruh mereka di wilayah itu dan mendirikan sebuah kekhalifahan.”
Abizaid mengatakan bahwa Al-Qaeda pada akhirnya akan melanjutkan dengan menerapkan sebuah “penafsiran Shariah, Hukum Islam, dengan pandangan yang sempit dan keras, yang tidak dipercayai dan tidak dipraktekkan di tempat manapun di dunia ini pada saat ini…Sasaran berikutnya adalah memperluasnya ke Negara-negara Arab non-Islam. Ini akan termasuk bagian tengah Afrika, Asia Selatan dan Asia Tenggara.”
Pada kesempatan lain dia mengatakan: “Kita sedang memerangi musuh yang paling keji…yang menggunakan teknologi di Abad 21 untuk menyebarkan visi mereka atas surga abad ke-7 (dan) berusaha untuk mendirikan kembali apa yang mereka angankan adalah pemerintahan Islam yang murni dan sempurna seperti zaman Nabi Muhammad.”
8. Gen. Richard Myers, Kepala Staf Gabungan, ketika berpidato di Pentagon. 
“While addressing a Pentagon news conference, he stressed: “If the Zarqawis of the world were allowed to be successful in Iraq in their view, and that would be the start of the caliphate that they envision, the stakes would be huge for the region,”
“Ketika berpidato di Pentagon pada suatu konperensi pers, dia menekankan: “Jika kelompok Zarqawi dunia dibiarkan untuk sukses di Irak, dalam pandangan mereka, maka itu akan merupakan awal kekhalifahan yang mereka angankan, maka taruhannya adalah sangat besar bagi seluruh wilayah itu.”
9. PM Inggris, Tony Blair, pada pidato di depan Konferensi Partai Buruh.
He stated: “What we are confronting here is an evil ideology…. ..They demand the elimination of Israel; the withdrawal of all Westerners from Muslim countries, irrespective of the wishes of people and government; the establishment of effectively Taliban states and Shariah law in the Arab world en route to one caliphate of all Muslim nations.
Dia menyatakan: “Apa yang sedang kita lawan adalah ideologi setan…Mereka menuntut penghancuran Israel; penarikan mundur semua orang Barat dari Negara-negara Islam, dengan mengabaikan kemauan rakyat dan pemerintahnya; pendirian Negara-negara semacam Taliban dan hukum Syariah di dunia Arab dan berujung yang sama pada kekhalifahan untuk semua Negara-negara Muslim.”
Lalu bagaimanakah dengan ummat Muslim sendiri, apakah mereka percaya dengan adanya Khilafah?? padahal pada merekalah dijanjikan kemenangan ini…!

Rasulullah saw. bersabda, “Di tengah-tengah kalian terdapat masa kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu ketika Dia berkehendak untuk mengangkatnya.Kemudian akan ada masa Kekhilafahan yang mengikuti yang mengikuti manhaj kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu selama Dia berkehendak mengangkatnya.Kemudian akan ada kekuasaan yang zalim yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu selama Dia berkehendak mengangkatnya.Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkat masa itu selama Dia berkehendak mengangkatnya.Kemudian akan ada kekuasaan.Kemudian akan muncul kembali Kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian. Setelah itu beliau diam.” [HR. Ahmad]

Jumat, 02 Agustus 2013

Eks Produser TVOne Luncurkan Buku Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam

JAKARTA  – “Revolusi media tidak akan pernah terjadi di media arus utama. Mereka lebih sibuk dengan popularitas, rating dan uang. Revolusi media lahir dari pinggir, dan dilakukan oleh sekelompok orang yang dianggap tidak ada. Siapakah mereka? Mereka adalah jurnalis Muslim yang senantiasa membela Agama Kebenaran, penuh dedikasi dan keikhlasan meski dihadapkan pada banyak keterbatasan..”
Demikian kalimat pembuka dalam buku yang berjudul “Kezaliman Media Massa terhadap Umat Islam”  yang ditulis oleh Mohamad Fadhilah Zein, diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar.
Belum lama ini, buku yang mendapat kata pengantar dari Wartawan Senior Herry Mohammad (Redaktur Pelaksana Majalah Gatra) ini, diluncurkan bersama sejumlah jurnalis muslim yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Warung Teko, Poins Square, Lebak Bulus, Jakarta.
Fadhil – begitu ia disapa – adalah seorang Jurnalis televisi yang paham betul tentang jagad dunia jurnalisme. Ia merasa prihatin dengan media massa di Indonesia, sengaja atau tidak, telah bertindak zalim terhadap umat Islam di republic ini. Realitas ini mendorongnya untuk menghimpun fakta dan bukti kezaliman yang dilakukan media terhadap umat Islam.
Buku yang ditulis Fadhil, lelaki kelahiran 1 April 1979 ini, menjadi pengingat bagi para jurnalis muslim agar memahami peran dan tugasnya, dan selanjutnya bekerja sesuai dengan rambu-rambu syar’i. Jika tidak, mereka akan menjadi bagian dari scenario besar yang hendak memadamkan cahaya Islam di bumi pertiwi ini, secara sadar maupun tidak.
Terdapat lima bab yang dibahas buku ini :
  • Bab I membahas tentang Kebebasan Pers Pasca Tumbangnya Orde Baru.
  • Bab II: Kezaliman Media Massa Dunia Terhadap Umat Islam.
  • Bab III: Jurnalis dan Harga Sebuah Idealisme.
  • Bab IV: Saatnya Umat Islam Melawan Lewat Media Massa.
  • Bab V: Resolusi Umat islam di Bidang Komunikasi.
Kezaliman media massa dunia terhadap umat Islam juga disinggung dalam buku ini, mulai dari kezaliman media memberitakan Perang Irak, kezaliman media dalam pemberitaan 11 September 2001, dan sebagainya.
Fadhil menegaskan, meskipun umat Islam mayoritas di negeri ini, namun tidak memiliki kekuatan untuk membangun opini publik yang positif tentang dirinya sendiri. Jika kita telaah dan telusuri, begitu banyak pemberitaan yang menyudutkan Islam.
Saat menulis buku ini, Fadhil masih bekerja sebagai News Produser TVOne yang selama ini zalim terhadap umat Islam, terutama pemberitaan seputar terorisme. Perang batin yang dirasakan Fadhil atas kebijakan redaksi, tempat ia bekerja sebelumnya, menjatuhkan pilihannya untuk hengkang  dari TV One. Karena sudah tidak ada lagi kecocokan.
Dalam bukunya, Fadhil menulis: “Pada level global, beberapa jurnalis kawakan pun memilih keluar dari tempatnya bekerja, karena bertentangan dengan hati nurani, saat kepentingan politik praktis dan tugas jurnalistik yang mengedepankan kebenaran, bertabrakan.”
Ia memberi contoh, Helene Thomas dari Heart Newspaper, mengundurkan diri dari posisinya sebagai jurnalis senior di Gedung Putih. Dia dikecam oleh Pemerintah George W. Bush karena mengkritik Israel dan kebijakan politik luar negeri AS yang mengivansi Irak dan Afghanistan.
Adapula Yvonne Ridley, jurnalis Inggris yang pernah disekap Taliban, saat melakukan tugas jurnalistik pada tahun 2002. Dia kemudian masuk Islam dan melakukan kampanye Islam ke seluruh dunia. Bahkan bersama sejumlah koleganya, jurnalis muslimah yang kini berjilbab ini membangun Islamic Channel. Sepertinya Fadhilah Zein terinspirasi dengan jurnalis Barat yang kini sadar dengan kezaliman media massa dunia terhadap umat islam. Buku yang ditulisnya adalah sebuah ilmu, gagasan dan pengalaman yang sangat berharga bagi jurnalis muslim dimanapun berada. [desastian/globalmuslim.web.id]
***

Sinopsis Buku

corporate media liesMedia massa, setelah Orde Baru tumbang, menjadi institusi sipil yang memiliki kewenangan besar. Sebagai bagian dari kehidupan demokrasi, media massa tumbuh dan mendapat pengakuan negara atas nama kebebasan sipil.
Namun, kebebasan media massa digunakan pihak swasta menjadi sebuah industri untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Atas nama kebebasan berbicara, negara tidak boleh mengatur media, karena awak media dianggap bisa mengatur diri sendiri dan menjalankan kewajibannya sebagai pilar keempat demokrasi.
Ironisnya, kaum Muslimin sebagai umat terbesar di negara ini, belum bisa memanfaatkan ruang publik dengan optimal. Umat Islam terpinggirkan dalam hal komunikasi dan informasi. Alhasil, opini publik yang buruk tentang Islam dan kaum Muslimin menghiasi berbagai pemberitaan di media massa.
Dalam beberapa kasus, media massa melakukan banyak kekeliruan yang berulang-ulang berkaitan dengan Islam dan kaum Muslimin. Pemberitaan “terorisme” adalah salah satu bentuk kezaliman media massa terhadap umat Islam.
Bahkan, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menyatakan ada sembilan dosa yang dilakukan jurnalis tentang peliputan “terorisme”. Salah satunya adalah jurnalis acapkali menjadikan satu nara sumber resmi, yakni Polri.
Selain pemberitaan “terorisme”, masih ada lagi bentuk kezaliman media massa terhadap umat Islam. Di antaranya adalah pemberitaan tentang penolakan Irshad Manji dan Lady Gaga, serta pemberitaan tentang aksi Indonesia tanpa Liberal yang diikuti oleh ribuan umat Islam.
Di sebuah portal berita, aksi ribuan itu hanya disebut 150 orang. Dari penyebutan jumlah saja, media massa sudah tidak fair karena melaporkan tidak sesuai fakta.
Kisruh FPI dengan massa AKKBB di Monas pada 1 Juni 2008 juga tidak luput dari kezaliman media massa. Pada saat itu, sebuah harian nasional menurunkan berita foto Munarman yang tengah mencekik salah seorang demonstran.
Di pemberitaan disebutkan Munarman melakukan kekerasan karena mencekik anggota AKKBB, namun belakangan ternyata yang dicekik Munarman adalah anggota FPI sendiri. Kesalahan yang sarat dengan sikap sinis dan tendensius ini cukup menjadi bukti adanya kezaliman media massa terhadap umat Islam..
Masih banyak bentuk kezaliman media massa terhadap umat Islam, seperti  pemberitaan penolakan warga terhadap pembangunan Gereja Yasmin, kisruh Gereja HKBP Ciketing Bekasi, konflik Sunni-Syiah, Ambon dan Poso.
Semuanya bermuara pada kesimpulan, “media massa menuding umat Islam intoleran dan pelaku kekerasan”. Padahal,  jika ditelaah lebih mendalam akar masalahnya tidak sesederna itu itu. Analisa yang jernih dan obyektif tidak dilakukan media massa, sehingga merugikanimage positif umat Islam Indonesia.
Bentuk kezaliman media massa tidak hanya terjadi di Indonesia. Dalam konteks global, media massa internasional pun melakukan banyak kezaliman.
Seorang jurnalis senior di Gedung Putih, Helena  Thomas, mengundurkan diri karena mengkritik kebijakan mantan Presiden AS George W. Bush menginvasi Irak. Langkah AS dan sekutu yang menginvasi Afghanistan dan Irak setelah runtuhnya menara kembar WTC pada 2001, juga tidak mendapat kritik dari berbagai media massa internasional.
Jerry D. Grey menyebut korps wartawan gedung putih sebagai corpse (bangkai) karena hilangnya sikap kritis terhadap kebohongan terbesar abad 21 ini.
Buku ini tidak hanya menampilkan data dan fakta tentang kezaliman media massa. Di bab terakhir, penulis menawarkan sebuah resolusi bagaimana seharusnya umat Islam menjawab tantangan ini. Penguasaan opini publik menjadi penting agar umat Islam tidak  terombang-ambing oleh derasnya arus informasi saat ini. [salam-online.com]

Kerjasama Syiah Dengan Yahudi Adalah Fakta Dan Bukan Ilusi

syiah-yahudi
USTADZ Abdullah Muhammad Al-Gharib berkata, “Kerja sama Syiah dengan musuh zionis di selatan Lebanon adalah fakta yang nyata dan bukanlah legenda yang dikarang oleh musuh-musuh Syiah. Semua surat kabar dan kantor berita nasional maupun internasional telah berbicara tentang sama ini dan telah dirasakan oleh kaum muslimin dan kaum Nasrani di selatan, sebagaimana tangan yang merasakan sesuatu. Dan kedua belah pihak, Syiah dan Yahudi juga telah mengakuinya.”
Kantor berita Reuters mengatakan dalam penjelasannya di An-Nabathiyah pada tanggal 1/7/1982, “Kekuatan militer zionis yang telah menduduki Palestina, mengizinkan organisasi Amal untuk melindungi milisi-milisi tertentu yang ikut dengannya dan membawa semua persenjataan miliknya. Salah seorang pemimpin milisi organisasi Amal yang bernama Hasan Musthafa menjelaskan, bahwa senjata-senjata ini akan dipergunakan untuk membela diri kami dari orang-orang Palestina. Setelah Israel mengumumkan keinginannya untuk menarik mundur pasukannya  dari Lebanon, organisasi Amal meningkatkan pengejarannya terhadap kekuatan bersenjata Palestina di Beirut barat dan selatan serta di selatan Lebanon. Tuntutan Israel terhadap Organisasi Pembebasan Palestina sama dengan tuntutan Gerakan Amal. Apakah masalah-masalah seperti ini akan terselesaikan secara otomatis di antara kedua belah pihak?”
Surat kabar Yerusalem Post dalam salah satu terbitannya tanggal 23/5/1985, memberikan jawaban atas pertanyaan itu, “Tidak semestinya mengabaikan bersatunya kepentingan amal dan Israel, yang dibangun atas dasar keinginan bersama untuk menjaga wilayah selatan Lebanon dan menjadikannya wilayah yang aman, bebas dari berbagai macam serangan terhadap Israel. Sampai sekarang Israel masih ragu-ragu untuk menyerahkan tugas menjaga keamanan dan undang-undang di perbatasan antara Palestina dan Lebanon kepada Gerakan Amal. Waktunya sudah tiba bagi Israel untuk mempercayakan tugas ini kepada Gerakan Amal.” Kepala Intelejen Militer Yahudi Eihud Barak juga memberikan jawaban atas pertanyaan itu, dia berkata, “Saya sangat percaya bahwa Gerakan Amal akan menjadi satu-satunya front yang menguasai wilayah selatan Lebanon, dan ia akan melarang para tokoh organisasi dan Front Nasional Lebanon untuk menetap di wilayah selatan dan bekerja menentang keinginan-keinginan Israel.”
Menteri Luar Negeri Swedia, Beir Obeirt juga memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yang dinyatakannya di Jenewa pada tanggal 24/6/1985. Dia membawakan surat dari Pemimpin Gerakan Amal, Nabih Bari kepada pimpinan Israel… tetapi dia menolak memberikan penjelasan tentang rincian surat tersebut.
Dalam pernyataan yang ditulis oleh majalah mingguan Al-Arabi tertanggal 24/10/1983, tentang pertemuan yang diadakan oleh majalah tersebut dengan Haidar Dayekh, salah seorang pimpinan Amal di wilayah selatan, dikatakan di sana, “Kami sampai di kamp Haidar Dayekh… anggota-anggotanya mengenakan pakaian militer dan membawa senjata, sebagian dari mereka belum berusia dua puluh tahun dan sebagian yang lain memanjangkan jenggotnya. Pada saat itu kami tahu bahwa mereka adalah anggota pasukan Syiah, dan Israel-lah yang telah melatih mereka. Ketika dari jarak beberapa meter dari kamp, kami menyaksikan sebuah villa yang dijadikan markas orang-orang Israel. Salah satu dari orang-orang Israel itu dari waktu ke waktu mengangkat kekernya ke matanya dan menatap muka-muka kami…
Kami mendekati Haidar Dayekh di tengah-tengah kamp. Bendera Lebanon dikibarkan dan sebagian mobil diberi tulisan “Tentara Karbala.” Kami bertanya pada Haidar tentang sebab pemberian nama tersebut, dia berkata, “Peperangan Karbala’ mempunyai makna yang banyak dalam pandangan saya, itu adalah tragedi Imam Al-Husain yang telah memerangi kezhaliman, dan kami memerangi kezhaliman. Menurut saya, Lebanon seluruhnya sekarang ini mengalami nasib yang sama dengan Karbala’, karena sikap Lebanon seperti sikap Al-Husain di Karbala’. Musuh-musuh Imam sangat banyak dan para sahabatnya meninggalkannya, begitu juga dengan Lebanon, karena itulah kami mengikuti Imam Al-Husain dan berjalan di atas jalannya.
Kami bertanya tentang salah seorang prajurit Dayekh, kenapa dia membawa senjata? Dia menjawab, “Sebab hanya membawa senjata dapat melawan berbagai macam bahaya yang mengancam kelompok Syiah, dan kemungkinan adanya disintegrasi yang dihadapinya di masa yang akan datang.”
Kami menanyakan kepada Haidar Dayekh, “Apakah benar penamaan kalian sebagai pasukan Syiah disebabkan oleh karena anggota-anggota kalian dari kelompok Syiah?” Dia berkata, “Kami berada di wilayah Syiah dan semua anggota saya (anak-anak selatan Lebanon) adalah dari kelompok Syiah, tetapi ini tidak berarti bahwa kami adalah sektarian, bahkan tidak ada sama sekali dimensi atau pemikiran sektarian. Wahai saudaraku, apabila kami adalah orang¬orang Syiah, apa yang harus kami lakukan? Apakah kami harus mengubah identitas kami? Apakah kami harus mengubah kelompok kami untuk memuaskan hati semua orang? Kami tidak mungkin meninggalkan identitas ini dan Anda tidak mungkin mengingkari bahwa kami adalah orang-¬orang Islam.”
Kemudian Dayekh meneruskan pembicaraannya, “Semua orang mengetahui dan pemerintah pun juga, bahwa kami membawa senjata sejak permualaan terjadinya berbagai peristiwa. Kami terlibat dalam peperangan melawan terorisme Palestina dan menghentikan aksi kekerasan yang terjadi di wilayah selatan.”
Kemudian dia memuji Israel dengan mengatakan, “Kami sudah membawa senjata sebelum Israel masuk ke wilayah selatan, walaupun demikian mereka membuka kedua tangannya pada kami dan senang bisa membantu kami, mereka membasmi terorisme Palestina dari wilayah selatan dan lainnya. Kami tidak akan dapat membalas kebaikan mereka dan kami tidak akan meminta apa pun dari mereka agar kami tidak mengacaukan mereka.”
Pembaca…
Saya berharap, setelah memaparkan semua bukti-bukti pengkhianatan kaum Syiah dan kerja sama mereka dengan musuh zionis, setiap muslim hendaknya menjadi sadar dan dapat melihat setiap permasalahan yang ada yang berkaitan dengan langkah dan gerak mereka di berbagai negara muslim, secara lebih hati-hati. Masalahnya bukan hanya sekadar pembelaan negara yang semangatnya berkobar dan padam sesuai dengan fluktuasi politik yang ada.
Dalam kaitannya dengan pengkhianatan-pengkhianatan mereka, sebenarnya masih terdapat beberapa hal yang masih misteri, namun mudah-mudahan itu semuanya suatu saat akan terbongkar, mungkin oleh kita dan mungkin juga oleh generasi-generasi sesudah kita. (Pz/Islampos)
Sumber: Pengkhianatan-pengkhianatan Syiah dan Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam, oleh Dr Imad Abdus Sami’ Husain, terbitan al-Kautsar.

Seorang Mualaf Jepang Dedikasikan Hidupnya Untuk Menyebarkan Islam

shimoyama-shigeru
Seorang Muslim Jepang yang menemukan Islam sejauh ribuan mil dari rumahnya memutuskan mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan ajaran Islam yang benar dan menyajikan citra Islam yang sebenarnya kepada warga Jepang.
“Saya pikir Jepang mewarisi pandangan Eropa yang agak bias mengenai Islam, dan ini telah memperburuk kecenderungannya,” kata Shimoyama Shigeru, seorang Muslim Jepang yang bekerja di Masjid Tokyo Camii dan Turkish Culture Center, kepada situs Nippon pada Senin (17/6/2013).
Di sana, dia bertemu dengan orang yang berbeda-beda yang membanjiri dia dengan keramahan, meskipun mereka tidak mengerti apa yang dia ucapkan.
“Orang-orang Afrika yang saya temui adalah Muslim, dan keramahan mereka menciptakan kesan yang mendalam bagi saya,” katanya.
“Saya terkejut saat mengetahui bahwa kebaikan mereka berasal dari ajaran Islam.”
Kembali ke Jepang, Shigeru bertemu seorang mahasiswa Irak di Universitas Tokyo yang memberinya kemantapan terakhir yang dia butuhkan untuk memeluk Islam.
“Kebaikannya dan kasih persaudaraannya mencerminkan imannya sebagai seorang Muslim,” kenang Shigeru.
“Pengalaman itu adalah titik awal bagi saya hingga saya menjadi saya yang sekarang. Sejujurnya, [sebelumnya] saya tidak pernah punya keyakinan penuh kepada Tuhan, sampai akhirnya saya menjadi seorang Muslim,” katanya.
“Tapi setelah saya bergabung dengan komunitas Muslim dan mulai beribadah bersama umat Islam lainnya dari semua ras, berdampingan sebagai saudara, saya menyadari betapa indahnya itu.”
Islam sampai ke Jepang pada tahun 1920-an melalui imigrasi beberapa ratus Muslim Turki dari Rusia setelah revolusi Rusia.
Pada tahun 1930, jumlah Muslim di Jepang mencapai sekitar 1000 dari asal yang berbeda-beda.
Gelombang imigran lain yang meningkatkan populasi Muslim mencapai puncaknya pada tahun 1980-an, bersama dengan pekerja imigran dari Iran, Pakistan dan Bangladesh.
Jepang saat ini adalah rumah bagi sekitar 120.000 komunitas Muslim yang berkembang di antara hampir 127 juta penduduk di negara terpadat ke sepuluh di dunia tersebut.
Shigeru percaya bahwa interaksi manusia adalah titik kunci untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Islam kepada orang Jepang.
“Islam pada dasarnya adalah cara hidup yang hadir dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari seorang Muslim yang taat,” katanya.
shimoyama-shigeru1“Saya berharap bahwa orang-orang akan menjadi tertarik dengan Islam dengan melihat pengaruhnya dalam aspek kehidupan sehari-hari, dan bahwa kontak pribadi dengan Muslim akan membantu mereka untuk memahami Islam dengan lebih baik.”
Shigeru, yang berpartisipasi dalam pendirian Islamic Center of Japan, mengatakan bahwa Islam menempatkan penekanan kuat pada perilaku yang benar dan kebajikan amal.
“Alasan kami beribadah bersama di barisan yang sama, menyatu dalam jantung semangat Islam yang menyatakan bahwa kita semua adalah sama di hadapan Allah,” katanya.
“Ada juga keyakinan dalam keadilan, atau Birru, ini adalah gagasan bahwa Anda harus selalu memikirkan kebutuhan orang lain terlebih dahulu.”
“Keyakinan ini membebaskan Anda dari cara berpikir egois. Ide-ide Islam telah terukir dalam hati saya.”
Mengedit dan menerbitkan berbagai karya yang menjelaskan Islam kepada pembaca Jepang, Shigeru berharap untuk bisa menyebarkan ajaran Islam yang benar, menjauhkannya dari media bias.
“Saya beruntung mengalami pengalaman ke Afrika, di mana kebanyakan orang Jepang tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mereka (Muslim Afrika), jadi saya harap saya bisa memberikan kontribusi positif,” katanya.
“Saya ingin melakukan apapun yang saya bisa, untuk menjernihkan beberapa kesalahpahaman orang Jepang seputar Islam dan menyampaikan pemahaman yang benar tentang agama ini kepada sebanyak mungkin orang.”

Coba Dicek, Pemimpin Anda Raja atau Khalifah?


khalifahIbnu Saad meriwayatkan bahwa Sufyan bin Abi Auja berkata bahwa suatu kali Umar Ra berkata, ” Demi Allah, Aku tidak tahu apakah aku ini khalifah atau Raja? Seandainya aku seorang raja, maka itu merupakan sesuatu yang hebat!”
Lalu seseorang berkata,”Wahai Amirul Mukminin, ada perbedaan antara khalifah dan raja. Khalifah hanya mengambil berdasarkan yang hak dan meletakkannya pada yang hak. Alhamdulillah, engkau demikianlah adanya. Sementara raja bertindak semena mena terhadap orang orang, merampas harta dari si fulan dan menyerahkan ke si fulan lainnya semaunya,” setelah mendengar itu Umar terdiam.
Umar Ra bertanya kepada Salman Ra, ” Apakah aku ini seorang raja atau khalifah?”
Salman menjawab,” Jika engkau memungut pajak dari hasil bumi kaum muslimin senilai satu dirham saja atau kurang dari itu atau lebih, kemudian engkau peruntukkan pada yang bukan haknya, maka engkau adalah seorang raja, dan bukan khalifah.
***
Rasulullah SAW telah meletakkan kepada manusia, sesuai perintah Allah SWT, mengenai syariat dalam perkara harta benda, mustahil ditemui lebih adil dari sistem Islam. Dengan berdasarkan kepada syariat Islam, maka harta benda seseorang tidak akan dipungut Negara kecuali dengan jalan yang adil, dan seseorang pun akan memiliki sesuatu harta benda dengan cara yang hak dan adil pula.
Sebelum muncul syariat ini, didunia tidak pernah muncul satu teori pun yang adil dan relevan untuk mengatur perkara hak milik ini, tidak satupun dijumpai teori hukum yang adil pula mengenai perpajakan.
Ketahuilah moto para pemerintah sebelum Islam (Jahiliyah) adalah Pajak, sementara moto pemerintahan Islam adalah Hidayah berupa optimalisasi zakat.
Dr Alfred J Butler menulis tentang pemerintahan Romawi di Mesir, ” Pemerintahan Romawi di Mesir tidak punya sasaran lain kecuali merampas harta benda milik rakyat untuk disajikan kepada penguasa sebagai harta rampasan. Tidak pernah terlintas dalam benak mereka untuk menjadikan pemerintahan sebagai sarana mewujudkan kemakmuran rakyat, meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, mendidik SDM nya atau memperbaiki urusan sumber sumber rezeki mereka. Corak pemerintahan orang orang asing yang hanya mengandalkan kekerasan dan tidak pernah mengenal rasa belas kasihan kepada rakyat yang dipimpinnya.”
Beliau juga menulis tentang kondisi Persia (sekarang Iran, pen) selama dibawah dinasti Sassania, Para pemungut pajak itu tidak jauh dari tipu daya dan merampas harta benda rakyat dalam menaksir pajak pajak yang harus ditunaikan. Apa yang pernah dilakukan Kisra Anussyirwan dalam merenovasi sistem keuangan pada zamannya, lebih menguntungkan kepentingan keuangan istana daripada kepentingan rakyatnya. Rakyat jelata masih terus hidup dalam kebodohan dan kemelaratan seperti sebelumnya. Terlebih lagi kaum petani yang mengalami penderitaan dan kesengsaraan yang kelewat batas. Para petani tidak diizinkan pindah dari ladang ladang kaum bangsawan, dipekerjakan dengan kecil, serta dibebani semua pekerjaan berat.
Begitulah bila pajak diberlakukan untuk kaum Muslimin, sebagai salah satu indikasi dan memperjelas bahwa siapakah pemimpin itu adalah berperan sebagai Khalifah Allah atau hanyalah seorang raja, seperti raja raja yang telah berlalu tanpa memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. —- [Said Hawwa, Ar Rasul]

Kamis, 25 Juli 2013

Coboy Junior, Artis Cilik Binaan Illuminati?

IlluminatisManipulations
Terlebih dahulu saya ingin mengenalkan (melalui foto) kepada pembaca siapa saja artis2 illuminati di belahan barat sana, yang sebagian besar dari mereka sudah ada yang terang2an mengakui bahwa dirinya memang telah “menjual jiwanya kepada setan” (illuminati. -sold his/her soul to the devil) untuk mencapai ketenaran dan kekayaan (dajjal menawarkan surga yang hakekatnya adalah neraka. -pen). Nah, salah satu ciri artis2 illuminati ini adalah;umumnya mereka mempopulerkan simbol2 freemasonry-illuminati (baca: simbol iblis/dajjal).
Inilah beberapa foto2 artis2 barat yang mempopulerkan simbol2 fremasonry-illuminati :
MJ young
justin bieber illuminati
MJ
lennon_satan
madonna-illuminati
bono-illuminati
illuminati-jayz
justin-bieber-illuminati-2
justin timberlake illuminati
symbol description
ILLUMINATI+celebrities-+hand+covering+eye+-+all+seeing+eye+gesture+lady+gaga
Sebenarnya masih banyak lagi foto2 artis2 barat yang gemar memamerkan simbol2 illuminati, anda bisa googling sendiri untuk membuktikannya.
Nah langsung ke inti artikel, belum lama saya tidak sengaja melihat foto2 artis cilik Coboy Junior yang juga gemar sekali memamerkan simbol2 ini, berikut foto2 tersebut:
coboy junior illuminati
coboy junior illuminati2
coboy junior illuminati3
coboy junior illuminati4
coboy junior illuminati5
coboy junior illuminati6
coboy junior illuminati7
coboy junior illuminati8
Saya tidak menuduh atau mengklaim bahwa Coboy Junior adalah illuminati. Tapi mungkinkah ada illuminati yang mengarahkan atau me-manage mereka? tanpa mereka sadari?
Adalah tugas kita bersama menegur dan menasehati mereka agar tidak meniru perilaku artis2 illuminati pada foto2 di atas atau menjadikannya role model. Apalagi penggemar Coboy Junior tidaklah sedikit, dan rata2 masih anak2, anak2 cenderung mudah meniru, bahkan mereka adalah peniru yang paling baik. Memprihatinkan memang, anak2 Indonesia sudah terkena sihir dajjal. Wallahu’alam..
Rasulullah saw telah mengarahkan umatnya untuk berlindung dari fitnah al Masih ad Dajjal. Beliau telah meninggalkan umatnya diatas jalan yang lurus dan terang, malamnya bagai siangnya dan tidaklah seorang yang menyimpang darinya kecuali dia akan celaka.
Beliau tidaklah meninggalkan suatu kebaikan kecuali menunjuki umatnya untuk melakukannya dan tidaklah terdapat suatu keburukan kecuali beliau telah mengingatkan umatnya agar waspada terhadapnya.
Diantara yang perlu diwaspadai adalah fitnah al Masih ad Dajjal karena ia adalah fitnah terbesar yang dihadapi umat ini hingga hari kiamat. Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya terhadap si Cacat matanya, Dajjal, khusus bagi Nabi Muhammad saw ditambah lagi pengingatan dan warning ini.
Allah swt telah menjelaskan kepadanya saw tentang berbagai sifat-sifat dajjal ini agar beliau saw mengingatkan umatnya untuk waspada terhadapnya karena Dajjal itu akan keluar pada masa umat ini dan tidak ada keraguan tentangnya karena umatnya adalah umat terakhir dan Muhammad saw adalah penutup para Nabi.
Inilah beberapa arahan Nabi saw kepada umatnya agar selamat dari fitnah besar dan kita memohon kepada Allah Yang Maha Besar agar menyelamatkan dan melindungi kita darinya :
  • Berpegang teguh dengan Islam
  • Mempersenjatai diri dengan keimanan
  • Mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah yang baik yang tak satu makhluk pun menyertai-Nya didalamnya. Dajjal adalah seorang manusia yang makan dan minum sedangkan Allah Maha Suci dari hal itu. Dajjal adalah yang cacat matanya sedangkan Allah tidaklah cacat pada mata-Nya dan tak seorang pun pernah melihat Tuhannya hingga meninggalnya sedangkan Dajjal bisa dilihat oleh manusia saat keluarnya baik oleh orang-orang beriman maupun orang-orang kafir.
  • Berlindung dari fitnah Dajjal khususnya didalam shalat, sebagaimana terdapat didalam berbagai hadits shahih, diantaranya dari Ibu orang-orang beriman, Aisyah, istri Nabi saw bahwa Rasulullah saw berdoa didalam shalatnya :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

Artinya : “Wahai Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah al Masih ad Dajjal dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan fitnah saat kematian, dan aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.” [HR. Bukhori]

***

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. [QS. 42 Asy Syuura ayat 20]

***