Kamis, 25 Juli 2013

Coboy Junior, Artis Cilik Binaan Illuminati?

IlluminatisManipulations
Terlebih dahulu saya ingin mengenalkan (melalui foto) kepada pembaca siapa saja artis2 illuminati di belahan barat sana, yang sebagian besar dari mereka sudah ada yang terang2an mengakui bahwa dirinya memang telah “menjual jiwanya kepada setan” (illuminati. -sold his/her soul to the devil) untuk mencapai ketenaran dan kekayaan (dajjal menawarkan surga yang hakekatnya adalah neraka. -pen). Nah, salah satu ciri artis2 illuminati ini adalah;umumnya mereka mempopulerkan simbol2 freemasonry-illuminati (baca: simbol iblis/dajjal).
Inilah beberapa foto2 artis2 barat yang mempopulerkan simbol2 fremasonry-illuminati :
MJ young
justin bieber illuminati
MJ
lennon_satan
madonna-illuminati
bono-illuminati
illuminati-jayz
justin-bieber-illuminati-2
justin timberlake illuminati
symbol description
ILLUMINATI+celebrities-+hand+covering+eye+-+all+seeing+eye+gesture+lady+gaga
Sebenarnya masih banyak lagi foto2 artis2 barat yang gemar memamerkan simbol2 illuminati, anda bisa googling sendiri untuk membuktikannya.
Nah langsung ke inti artikel, belum lama saya tidak sengaja melihat foto2 artis cilik Coboy Junior yang juga gemar sekali memamerkan simbol2 ini, berikut foto2 tersebut:
coboy junior illuminati
coboy junior illuminati2
coboy junior illuminati3
coboy junior illuminati4
coboy junior illuminati5
coboy junior illuminati6
coboy junior illuminati7
coboy junior illuminati8
Saya tidak menuduh atau mengklaim bahwa Coboy Junior adalah illuminati. Tapi mungkinkah ada illuminati yang mengarahkan atau me-manage mereka? tanpa mereka sadari?
Adalah tugas kita bersama menegur dan menasehati mereka agar tidak meniru perilaku artis2 illuminati pada foto2 di atas atau menjadikannya role model. Apalagi penggemar Coboy Junior tidaklah sedikit, dan rata2 masih anak2, anak2 cenderung mudah meniru, bahkan mereka adalah peniru yang paling baik. Memprihatinkan memang, anak2 Indonesia sudah terkena sihir dajjal. Wallahu’alam..
Rasulullah saw telah mengarahkan umatnya untuk berlindung dari fitnah al Masih ad Dajjal. Beliau telah meninggalkan umatnya diatas jalan yang lurus dan terang, malamnya bagai siangnya dan tidaklah seorang yang menyimpang darinya kecuali dia akan celaka.
Beliau tidaklah meninggalkan suatu kebaikan kecuali menunjuki umatnya untuk melakukannya dan tidaklah terdapat suatu keburukan kecuali beliau telah mengingatkan umatnya agar waspada terhadapnya.
Diantara yang perlu diwaspadai adalah fitnah al Masih ad Dajjal karena ia adalah fitnah terbesar yang dihadapi umat ini hingga hari kiamat. Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya terhadap si Cacat matanya, Dajjal, khusus bagi Nabi Muhammad saw ditambah lagi pengingatan dan warning ini.
Allah swt telah menjelaskan kepadanya saw tentang berbagai sifat-sifat dajjal ini agar beliau saw mengingatkan umatnya untuk waspada terhadapnya karena Dajjal itu akan keluar pada masa umat ini dan tidak ada keraguan tentangnya karena umatnya adalah umat terakhir dan Muhammad saw adalah penutup para Nabi.
Inilah beberapa arahan Nabi saw kepada umatnya agar selamat dari fitnah besar dan kita memohon kepada Allah Yang Maha Besar agar menyelamatkan dan melindungi kita darinya :
  • Berpegang teguh dengan Islam
  • Mempersenjatai diri dengan keimanan
  • Mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah yang baik yang tak satu makhluk pun menyertai-Nya didalamnya. Dajjal adalah seorang manusia yang makan dan minum sedangkan Allah Maha Suci dari hal itu. Dajjal adalah yang cacat matanya sedangkan Allah tidaklah cacat pada mata-Nya dan tak seorang pun pernah melihat Tuhannya hingga meninggalnya sedangkan Dajjal bisa dilihat oleh manusia saat keluarnya baik oleh orang-orang beriman maupun orang-orang kafir.
  • Berlindung dari fitnah Dajjal khususnya didalam shalat, sebagaimana terdapat didalam berbagai hadits shahih, diantaranya dari Ibu orang-orang beriman, Aisyah, istri Nabi saw bahwa Rasulullah saw berdoa didalam shalatnya :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

Artinya : “Wahai Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah al Masih ad Dajjal dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan fitnah saat kematian, dan aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.” [HR. Bukhori]

***

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. [QS. 42 Asy Syuura ayat 20]

***

Latin Hacker Bongkar Dokumen Terorisme ‘Israel’

HackerMenyusul anonymous hacker dengan akun twitter nya @OpIsrael yang mengaku berhasil meretas sejumlah situs “Israel” beberapa waktu lalu, sebuah grup bernama “latin hack team” yang memiliki akun twitter @TeamLHT juga mengungkap telah menemukan sejumlah dokumen yang berisi keterlibatan agen rahasia “Israel” Mossad dalam berbagai operasi intelijen, pengeboman, penculikan dan operasi rahasia di  berbagai negara.
Mereka mentargetkan meretas situs www.israelmilitary.com. Modus serangan tidak diketahui. Namun kelihatannya para peretas menginjeksi sebuah program kecil ke dalam situs-situ tersebut untuk meng-eksploitasi SQL dan mengunduh database, demikian seperti dirilis situs “thehackerpost” (6/4/ 2013).
@TeamLHT mengklaim telah berhasil memperoleh informasi rahasia ribuan alamat e-mail, hashed password, nomor credit card dan nama beberapa agen rahasia “Israel”.
Mereka juga menemukan beberapa file rahasia dengan label “hitman” yang ternyata berisi dan merupakan jaringan tersembunyi dari 30.000 operasi rahasia Mossad yang tersebar di seluruh dunia.
Dokumen yang bocor juga berisi berbagai informasi terkait dengan Hamas, serangan di Gaza, statemen pejabat “Israel” dan target IDF (militer “Israel”) terkait rudal Al-Qasam. Hacker memposting temuannya ini di situs AnonPaste.
Sebagaimana diketahui, selama ini agen Intelijen Mossad tersebar di seluruh dunia, dan disusupkan ke berbagai institusi, perusahaan, organisasi dan tidak menutup kemungkinan juga menyusup ke berbagai gerakan dakwah dan gerakan perlawanan Mujahidin di seluruh dunia.
Oleh sejumlah pihak, agen-agen yang sering disebut dengan “sel” ini terungkap hingga teresksposlah gerakan penghancuran mereka yang meliputi:
1. Unit Aksi Langsung: melakukan misi berupa aksi pembunuhan dan peledakan, baik peledakan menggunakan bom mobil maupun cara lain. Unit ini berisi para ahli bahan peledak (Mossad “signature” bom mobil) dan tim penculik (rendition).
2. Unit Spionase: unit ini bertugas menyusup dan mengumpulkan berbagai informasi dari pemerintahan di seluruh dunia. Anggotanya terdiri dari agen intelijen yang sangat terlatih dan berasal dari berbagai bangsa di dunia, termasuk orang dalam Pentagon dan Gedung Putih.
3. Unit Tim Pemikir (think tank) yang tugasnya membuat analisa, opini, rekomendasi, dan usulan tindakan operasi intelijen yang harus dilakukan oleh Mossad. Para anggotanya terdiri dari pengamat politik, ekonom, pengacara, wartawan, dan lainnya. Sebagian mereka aktif di organisasi AIPAC dan ADL/SPLC.
4. Unit Oposisi Terkendali: tugasnya adalah sebagai pengendali isu, melempar isu-isu palsu atau mengkonter isu-isu yang dianggap merugikan zionis. Lucunya unit ini justru terdiri dari kelompok kelompok yang seolah berseberangan atau anti “Israel”, seperti Neo-Nazi, pengamat hak asasi, pecinta lingkungan, dan sebagainya.
5. Unit Kendali Pemikiran (Mind Control): tugasnya melempar berbagai teori pemikiran di berbagai bidang. Terkadang mereka menggunakan modus penerbitan buku, majalah atau media lainnya bahkan berbagai editor surat kabar ternama pernah digunakan.
Umumnya mereka yang terlibat tidak menyadari bahwa dirinya telah digunakan dalam menciptakan isu atau berita yang bersifat mengalihkan segala operasi sel Mossad yang terjadi di dunia ini. (Abu Akmal Mubarok/salam-online)

Ramadhan: Saatnya Berubah!

Oleh : Pizaro
marhaban ya ramadhan
Alhamdulillah, segala pujian dan rasa syukur kita panjatkan hanya kepada Allah SWT, Rabbul ‘alamin, atas nikmat kesempatan yang dihamparkan kepada kita hingga kita bisa kembali bersua dengan syahrul mubarak (syahrus shiyam). Tidak seorang pun dari kita bisa memastikan apakah masih ada kesempatan untuk bersua dengan syahrul maghfirah di 1435 H tahun depan. Karenanya, layak kiranya kita memaksimalkan bulan Ramadhan tahun ini sebagai medium yang efektif untuk melahirkan perubahan-perubahan penting dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun bernegara.
Sadar atau tidak, dari tahun ke tahun ketika kita berkesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan. Lalu kita menghiasinya dengan antusias dengan berbagai bentuk macam ibadah wajib maupun sunnah. Kita pun meninggalkan semua perkara yang membatalkan puasa; kita tinggalkan segala perkara yang haram hingga yang makruh, bahkan perkara mubah yang tidak ada nilai taqarrub-nya kepada Allah SWT. Singkatnya, Ramadhan kita isi sepenuhnya dengan ragam amal shalih.
Ramadhan di Tengah Keprihatinan
Sayang, dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, ternyata hingga saat ini kita masih menyaksikan potret kehidupan umat Islam-yang hidup di negeri dengan julukan “zamrud katulistiwa”-yang penuh dengan keprihatinan yang luar biasa. Hasil sensus BPS tahun 2010 ini menunjukkan, dari jumlah penduduk Indonesia sekitar 230 juta, yang masuk kategori miskin sekitar 13% lebih atau (sekitar 30 juta lebih) itu pun jika menggunakan standar yang tidak manusiawi, yakni kemiskinan diukur dengan pendapatan perorang 1 dolar AS/hari (sekitar Rp 9 ribu). Kalau menggunakan standar Bank Dunia, yakni 2 dolar AS/hari (sekitar Rp 18 ribu) tentu kita akan menemukan angka lebih dari 100 juta penduduk miskin di Indonesia. Ironisnya, meski penduduknya banyak yang miskin, negeri ini termasuk negeri terkorup. Riset PERC (Political & economic Risk Consultancy) yang berbasis di Hongkong merilis bahwa Indonesia memiliki indeks korupsi hampir “sempurna”; 9,07 dari angka maksimal 10. Padahal sumber APBN negeri ini 70%-nya dari pajak rakyat. Artinya, para koruptor di negeri ini banyak mengkorupsi uang rakyat.
Di negeri ini, meski sudah 60 tahun merdeka, faktanya masih ada 183 kabupaten tertinggal yang tersebar di kawasan Indonesia Timur (70%) dan kawasan Barat Indonesia (30%).
Potret ketidakadilan dalam penegakkan hukum juga demikian kasatmata. Hukum begitu rapuh dan “jompo” jika berhadapan dengan pemilik modal, pejabat dan penguasa; tetapi begitu “gagah” saat berhadapan dengan rakyat kecil dan tidak begitu “melek” hukum.
Kasus terorisme juga terus menampilkan sikap arogan aparat dengan menumpahkan darah rakyat begitu saja hanya bersandarkan pada dugaan atau baru diduga teroris. Langkah kontra-terorisme ini tampak sarat dengan pelanggaran HAM dan tercium kuat aroma “pesanan” dari negara penjajah AS dengan proyek “perang melawan terorisme”. Bahkan ada upaya pelembagaan “perang melawan terorisme” ini dengan lahirnya BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) sebagai proyek jangka panjang kontra-terorisme.
Perilaku “tak bernurani” dari para pejabat Pemerintah maupun DPR juga kerap menjadi berita dan fakta yang mengusik rasa keadilan masyarakat. Misal saja, munculnya uang aspirasi, dana plesiran pejabat, uang rumah atau banyak bentuk “saweran’ lainnya sudah menjadi budaya politik di negeri Indonesia. Keadaan ini sangat bertolak belakang dengan kesulitan rakyat hari ini akibat kenaikan tarif dasar listrik (TDL), melambungnya harga berbagai kebutuhan pokok, belum lagi jika bulan depan Pemerintah menaikkan lagi harga BBM. Ironisnya, kenaikan harga yang menjadikan daya beli masyarakat turun dan melahirkan efek domino lainnya di anggap wajar oleh penguasa negeri (Presiden SBY).
Belum lagi jika kita berbicara tentang kebobrokan moral generasi kita, dengan munculnya banyak kasus asusila/pornografi-pornoaksi. Semua itu didukung oleh media yang seolah berupaya meracuni generasi Islam sekaligus mengarahkan mereka pada kultur dan budaya Barat yang bobrok, yang tentu saja berseberangan dengan budaya Islam.
Di sisi lain, penguasa negeri ini malah justru merasa bangga karena negeri ini menjadi negara demokrasi terbesar di dunia Islam. Padahal demokrasi-kapitalis yang diterapkan di negeri inilah yang menjadi akar lahirnya peradaban “sampah” di negeri ini.
Takwa: “Buah Manis” Puasa Ramadhan
Dengan melihat semua fakta ini, kita patut bertanya, bukankah negeri ini mayoritas penghuninya adalah Muslim? Bukankah mayoritas para pejabat/penguasa yang bertengger di kursi-kursi empuk mewah itu juga mayoritas Muslim? Bukankah mereka, saat memasuki bulan Ramadhan, berbondong-bondong antusias mengisinya dengan beragam ibadah agar bisa meraih takwa?
Bukankah setiap Muslim tahu bahwa takwa adalah buah manis yang harus diraih dari proses puasa yang dilakukan sebulan penuh selama Ramadhan? Namun, mengapa puasa Ramadhan seolah tidak memberikan pengaruh apa-apa kepada mereka? Mengapa usai Ramadhan mereka tidak terlahir menjadi pribadi yang baru, yakni pribadi yang benar-benar bertakwa sebagai buah dari puasa Ramadhan?
Tentu, dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, setiap Muslim merindukan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya; kehidupan yang dinamis di bawah sebuah sistem yang sahih, yang bisa menenteramkan jiwa, memuaskan akal dan sesuai dengan fitrah manusia; kehidupan yang dipimpin oleh orang-orang salih, berpandangan jauh ke depan dan visi keumatannya lebih menonjol daripada visi dan kepentingan nafsu pribadinya. Semua itu landasannya adalah takwa. Takwalah yang menjadikan manusia meraih derajat paling mulia di sisi Allah SWT:

إِنَّ أَكرَمَكُم عِندَ اللَّهِ أَتقىٰكُم ۚ إِنَّ اللَّهَ عَليمٌ خَبيرٌ

Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa [QS. al-Hujurat : 13]
Takwa pula yang menjadi buah manis dari ibadah puasa selama Ramadhan:

يٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنوا كُتِبَ عَلَيكُمُ الصِّيامُ كَما كُتِبَ عَلَى الَّذينَ مِن قَبلِكُم لَعَلَّكُم تَتَّقونَ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa [QS. al-Baqarah : 183]
Tentu, Allah SWT tidak pernah menyelisihi janji dan firman-Nya. Jika umat ini mengerjakan ibadah puasa dengan benar (sesuai dengan tuntunan al-Quran dan as-Sunnah) dan ikhlas semata-mata mengharap ridla Allah SWT-seraya belajar memahami hakikat berbagai peribadatan untuk menjadikan dan membentuk jiwa seorang Muslim tunduk pada segala aturan (syariah) dan tuntunan yang dibawa Rasulullah saw.-niscaya hikmah takwa itu akan dapat terwujud.
Saatnya Berubah!
Sadarkah kita, bahwa Ramadhan bagi umat Islam itu bukan segalanya? Ramadhan adalah bagian dari bulan saat Allah SWT memerintahkan di dalamnya satu kewajiban, yakni ibadah puasa. Namun, kewajiban sebagai hamba Allah SWT tidak hanya sebatas puasa. Tentu masih banyak kewajiban lain selain puasa. Ya, Islam tidak sebatas puasa; atau sebatas shalat dan ibadah ritual lainnya. Namun, puasa bisa dijadikan titik tolak untuk menuju perubahan kehidupan kaum Muslim yang lebih baik secara keseluruhan.
Sejatinya, bagi setiap Muslim yang bertakwa, Ramadhan tidak akan berlalu begitu saja tanpa meninggalkan jejak ukiran yang terpahat kuat di dalam dirinya, yakni sebuah nilai kesadaran akan pentingnya kembali hidup taat dengan aturan Allah SWT.
Bagi seorang Muslim yang bertakwa, akidah dan syariah Islam adalah kebutuhan dan persoalan antara hidup dan mati. Akidah dan syariah Islam harus menjadi faktor penentu hidup ini berarti atau tidak, mulia atau hina, baik dalam di dunia maupun di akhirat kelak.
Karena itu, seorang Muslim yang bertakwa harus berani mengatakan “tidak” terhadap sekularisme. Ia harus segera membuang demokrasi dan mencampakkan ideologi Kapitalisme dengan semua nilai turunannya. Sebab, semua itu jelas-jelas bertentangan dengan akidah dan syariah Islam. Semua itu wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang bertakwa selagi Allah SWT masih memberikan kesempatan dan sebelum datangnya ketentuan-Nya:

Artinya : Hingga jika datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku bisa berbuat amal salih sebagai ganti dari yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang dia ucapkan saja. Di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. [QS. al-Mukminun : 99-100]

Sudah menjadi fakta yang tidak terelakkan, jawaban atas carut-marutnya kehidupan kaum Muslim, khususnya di negeri ini, adalah kembali ke jalan Allah SWT, yaitu dengan menegakkan kembali hukum-hukum-Nya secara kaffah dalam institusi Daulah Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Sebab, tiada kemulian tanpa Islam, tiada Islam tanpa syariah, dan tidak akan pernah ada syariah yang kaffah kecuali dengan menegakkan Daulah Khilafah al-Islamiyah. Allah SWT berfirman:

Artinya : Pada hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki dan Dia Mahaperkasa lagi Penyayang. [QS. ar-Rum : 4-5]

Shalat Tarawih di Masa Abu Bakar dan Umar

SHALAT tarawih adalah bagian dari shalat sunnah Al-Mu’akkadadah (shalat sunnah yang sangat disunnahkan). Sedangkan raka’at shalat tarawih adalah 20 rakaat tanpa witir, sebagaimana yang telah dikerjakan Umar dan mayoritas sahabat lainnya yang sudah disepakati oleh umatnya.
Imam Malik sendiri memilih 8 rakaat namun secara mayoritas Malikiyyah sesuai dengan pendapat mayoritas Syafi’iyyah, Hanabilah dan Hanafiyyah yang telah sepakat bahwa shalat tarawih adalah 20 raka’at, hal ini merupakan pendapat yang lebih kuat dan sempurna ijma’nya.
Shalat Tarawih Pada Masa Sahabat Abu Bakar
Umat Islam melaksanakan shalat tarawih sendiri-sendiri atau berkelompok sekitar 3, 4, dan atau 6 orang.
Pada masa Abu Bakar, shalat tarawih dengan satu imam di masjid belum ada, sehingga pada masa tersebut rakaat shalat tarawihpun belum ada ketetapan yang secara jelas, karena para shahabat ada yang melaksanakan shalat 8 rakaat kemudian menyempurnakan di rumahnya seperti pada keterangan di awal.
Shalat Tarawih Pada Masa Umar
Setelah Umar mengetahui umat Islam shalat tarawih sendiri-sendiri, barulah muncul dalam pikirannya untuk mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan shalat tarawih di dalam masjid dengan satu imam, sebagaimana keterangan di bawah ini:
“Dari Abi Hurairah ra, beliau berkata: “Rasulullah SAW keluar di bulan Ramadhan, beliau melihat banyak manusia yang melakukan shalat tarawih di sudut masjid, beliau bertanya, ‘Siapa mereka?’, kemudian dijawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai al-Qur’an (tidak bisa menghafal atau tidak hafal al-Qur’an), dan sahabat Ubay bin Ka’ab shalat mengimami mereka’. Lalu Nabi berkata: ‘Benar mereka itu, dan sebaik-baiknya perbuatan adalah yang mereka lakukan’,” [HR. Abu Dawud].
Kemudian Umar berinisiatif mengumpulkan para sahabat shalat tarawih dalam satu Masjid dengan satu imam. Sebagaimana keterangan:
“Dari ‘Abdirrohman bin ‘Abdil Qori’ beliau berkata; ‘Aku keluar bersama Umar bin Khatthab ra ke Masjid pada bulan Ramadhan. (Didapati dalam masjid tersebut) orang yang shalat tarawih berbeda-beda. Ada yang shalat sendiri-sendiri dan ada juga yang shalat berjama’ah. Lalu Umar berkata: ‘Aku punya pendapat andai kata mereka aku kumpulkan dalam jama’ah satu imam, niscaya itu lebih bagus.’ Lalu beliau mengumpulkan mereka dengan seorang imam, yakni Ubay bin Ka’ab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid. Orang-orang sudah melaksanakan shalat tarawih dengan berjama’ah di belakang satu imam. Umar berkata: ‘Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini (shalat tarawih dengan berjama’ah)’,” [HR. Bukhari].
Dari sini sudah sangat jelas bahwa pertama kali orang yang mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan tarawih dengan cara berjama’ah adalah Umar, sedangkan jama’ah shalat tarawih pada waktu itu dilakukan dengan 20 rakaat. Sebagaimana keterangan:
Dari Yazid bin Ruman telah berkata: “Manusia senantiasa melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan Ramadhan sebanyak 23 rakaat,” [HR. Malik].
Yang dimaksud 23 rakaat adalah, melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat dan witir. Dengan bukti hadist yang diriwayatkan Sa’ib bin Yazid:
“Dari Saaib bin Yazid berkata: “Para sahabat melaksanakan shalat (tarawih) pada masa Umar ra di bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat,” [HR. Al-Baihaqi].
Apakah Umar salah karena telah melakukan apa yang tidak dilakukan oleh Rasulullah?
“Sesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran melalui lisan dan hati Umar,” (HR. Turmudzi).  “Dari Hudzaifah ra ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda; ‘Ikutilah dua orang setelahku, yakni Abu Bakar dan Umar,” [HR. Turmudzi]. {bulletin mashlahat}